Jumat, 04 Juli 2014

DEKLARASI KHILAFAH

Deklarasi Tegaknya Khilafah Islamiyyah
Featured

Bismillahirrahmanirrahim

Mu-assasah Al Furqan

Menampilkan:

Statement Asy Syaikh Al Mujahid “Abu Muhammad Al ‘Adnaniy Asy Syamiy”

Juru Bicara Resmi Daulah Islamiyyah -Hafidlahullah-

Dengan Judul:


“Haadzaa Wa’dullah”


“Ini Adalah Janji Allah”

Alih Bahasa: Abu Sulaiman Al Arkhabiliy

Segala puji hanya bagi Allah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi yang diutus dengan pedang sebagai rahmat bagi sekalian alam.

Amma Ba’du:

Allah Ta’ala berfirman:
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَهُمُ ٱلَّذِي ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنٗاۚ يَعۡبُدُونَنِي لَا يُشۡرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعۡدَ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An Nur: 55]

Istikhlaf (pemberian kekuasaan), Tamkin (peneguhan kekusaan) serta rasa aman, adalah janji yang Allah tetapkan bagi kaum muslimin, akan tetapi dengan syarat:
يَعۡبُدُونَنِي لَا يُشۡرِكُونَ بِي شَيْئًا

“Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.” [An Nur: 55]

Yaitu iman kepada Allah dan menjauhi segala pintu-pintu syirik dan ragam-ragamnya, yang disertai pemasrahan diri kepada perintah Allah di dalam hal besar dan kecil, dan ketaatan; yaitu ketaatan yang menjadikan hawa nafsu, keinginan jiwa serta kecenderungan hati tunduk mengikuti apa yang dibawa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan janji itu tidak akan terealisasi kecuali dengan syarat ini; di mana dengannya diraihlah kemampuan untuk memakmurkan bumi dan melakukan perbaikan, melenyapkan kedzaliman, membentangkan keadilan, serta merealisasikan rasa aman dan nyaman, dengan itu saja terwujud Khalifah yang mana Allah ‘Azza wa Jalla telah mengabarkannya kepada malaikat. Dan tanpa hal itu, maka kekuasaan itu hanya sebagai kerajaan, pendominasian dan pemerintahan yang disertai penghancuran, pengrusakan, kedzaliman, pemaksaan dan rasa takut, serta pengrusakan moral manusia dan penjerumusan kepada perilaku-perilaku hewan, itulah hakikat istikhlaf (pemberian kekuasaan) yang karenanya Allah menciptakan kita, bukan sekedar kerajaan, pemaksaan kekuasaan, pendominasian dan pemerintahan, akan tetapi ia itu adalah penundukan itu semua dan penggunaannya di dalam membawa seluruh manusia kepada tuntutan syari’at; di dalam kepentingan-kepentingan akhirat dan dunia, yang tidak mungkin terealisasi kecuali dengan merealisasikan perintah Allah, penegakan dien-Nya dan tahakum kepada syari’at-Nya. Istikhlaf ini dengan hakikat ini: adalah tujuan yang karenanya Allah mengutus rasul-rasul-Nya, dan menurunkan kitab-kitab-Nya serta pedang-pedang jihad itu dihunus. Allah Tabaraka Wa Ta’ala telah memuliakan umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, memberikan karunia terhadap mereka dan menjadikan mereka sebagai umat pilihan di antara seluruh umat;
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” [Ali Imran: 110]

Dan Allah menjanjikan pemberian kekuasaan bagi umat ini selagi mereka berpegang teguh dengan keimanannya dan mengambil segala sebab-sebab yang diperintahkan:
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,” [An Nur: 55]

Dan menjadikan baginya pengendalian dunia dan penguasaan bumi, selagi ia mendatangkan syaratnya:
يَعۡبُدُونَنِي لَا يُشۡرِكُونَ بِي شَيْئًا

“Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.” [An Nur: 55]

Dan Allah Subhanahu telah menjadikan baginya ‘izzah (kejayaan);
وَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ

“Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin,” [Al Munafiqun: 8]

Ya, sesungguhnya ‘izzah bagi umat ini adalah ‘izzah yang didapatkan dari ‘izzah Allah Tabaraka wa Ta’ala, ‘izzah yang membauri iman pada hati orang mu’min; di mana bila iman telah terpatri dan bersarang di dalam hati maka ‘izzah-pun terpatri dan bersarang pula, ‘izzah yang tidak rendah dan tidak hina, ‘izzah yang tidak membungkuk dan tidak melembek, bagaimanapun dasyatnya kesulitan atau beratnya ujian, ‘izzah yang pantas bagi umat terbaik, umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak rela dengan kehinaan selamanya, yang tidak ridlo dengan ketundukan dan perendahan diri kepada selain Allah selamanya, yang tidak ridlo dengan aniaya dan tidak ridlo dengan kedzaliman;
وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَابَهُمُ ٱلۡبَغۡيُ هُمۡ يَنتَصِرُونَ

“Dan ( bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan dzalim mereka membela diri.” [Asy Syura: 39]

Umat yang agung lagi mulia, umat yang tidak tidur menanggung pendzaliman, dan tidak ridlo dengan kehinaan serta tidak ridlo dengan kerendahan;
وَلَا تَهِنُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” [Ali Imran: 139]

Umat yang kuat, umat yang perkasa, bagaimana tidak? Sedangkan Allah telah mengutusnya untuk mengeluarkan manusia dari peribadatan kepada makhluk menuju peribadatan kepada Sang Pencipta, bagaimana tidak sedangkan Allah yang memberikan bantuan kepadanya dan yang menyertainya, Allah-lah yang mengokohkannya dan Allah-lah yang menolongnya
ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ مَوۡلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَأَنَّ ٱلۡكَٰفِرِينَ لَا مَوۡلَىٰ لَهُمۡ

“Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak mempunyai pelindung.” [Muhammad: 11]

Inilah umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang kapan saja ia itu merealisasikan kejujuran kepada Allah, maka Allah pasti membuktikan janjinya kepadanya.

Allah Tabaraka wa Ta’ala telah mengutus Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan bangsa arab berada di dalam kejahiliyyahan yang pekat dan dalam kesesatan yang buta; manusia yang paling telanjang badannya dan paling lapar perutnya, umat yang berada di akhir masa berbagai umat, tenggelam di dalam jurang yang sangat dalam, tidak dihiraukan dan tidak diperhitungkan, ia tunduk hina kepada Kisra dan Kaisar, serta tunduk kepada pihak yang menang. Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman:
وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ

“Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” [Al Jumu’ah: 2]

Dan berfirman:
وَٱذۡكُرُوٓاْ إِذۡ أَنتُمۡ قَلِيلٞ مُّسۡتَضۡعَفُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ تَخَافُونَ أَن يَتَخَطَّفَكُمُ ٱلنَّاسُ

“Dan ingatlah (hai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu,” [Al Anfal: 26]

Qatadah rahimahullah berkata di dalam tafsir ayat ini: “Suku dari arab ini adalah manusia yang paling hina, paling lapar perutnya, paling bodoh dan paling telanjang, mereka itu dimakan dan tidak memakan, orang yang hidup dari mereka maka ia hidup dalam keadaan sengsara dan orang yang mati maka ia terjerumus ke dalam neraka.” Selesai ucapannya rahimahullah.

Duta dari kalangan sahabat telah masuk menemui Kisra Yazdajirda di masa peperangan Qadisiyyah untuk mendakwahinya, maka dia berkata kepada mereka: “Sesungguhnya aku tidak mengetahui di atas bumi ini satu umat-pun yang paling sengsara, paling sedikit jumlahnya dan paling buruk keadaannya daripada kalian, sungguh dahulu kami telah mewakilkan dalam penanganan kalian kepada wilayah-wilayah pinggiran supaya mereka mencukupkan kami dari menangani kalian, supaya Persia tidak menginvasi kalian dan kalian-pun tidak memiliki keinginan untuk melawan mereka,” maka rombongan-pun terdiam, maka berdirilah Al Mughirah Ibnu Syu’bah radliyallahu ‘anhu terus ia menjawabnya, dan di antara yang dikatakan oleh Al Mughirah adalah: “Adapun apa yang kamu sebutkan tentang keburukan kondisi; maka memang tidak ada orang yang lebih buruk keadaannya daripada kami, dan adapun kelaparan kami; maka tidak ada tandingannya, di mana kami dahulu memakan serangga, kumbang-kumbang, kalajengking dan ular, kami memandang hal itu sebagai makanan kami. Adapun tempat tinggal, maka ia itu adalah tempat terbuka, kami tidak berpakaian kecuali apa yang kami tenun dari bulu-bulu unta dan kambing, agama kami adalah satu sama lain saling membunuh dan saling aniaya, dan sungguh orang di antara kami ada yang mengubur hidup-hidup putrinya karena ia tidak ingin dia memakan dari makanannya.“

Begitulah keadaan bangsa arab sebelum islam; suku-suku yang beraneka ragam yang terpecah-pecah, cerai-berai lagi saling berperang, saling membunuh, menderita kelaparan dan kekurangan segala serta diserang banyak pihak. Kemudian tatkala Allah mengkaruniakan islam kepada mereka dan mereka beriman, maka Allah mengumpulkan dengan islam perkumpulan-perkumpulan mereka, mempersatukan barisan-barisan mereka, Dia menjayakan mereka setelah kehinaan, mencukupkan mereka setelah kemiskinan serta menyatukan hati-hati mereka; sehingga dengan nikmat-Nya mereka menjadi bersaudara:
لَوۡ أَنفَقۡتَ مَا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا مَّآ أَلَّفۡتَ بَيۡنَ قُلُوبِهِمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ أَلَّفَ بَيۡنَهُمۡ

“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.” [Al Anfal: 63]

Maka lenyaplah dari hati mereka kesumat dan kedengkian, menyatulah mereka dengan sebab keimanan, dan jadilah bagi mereka ketaqwaan itu sebagai tolak ukur; mereka tidak membedakan antara orang ajam dengan orang arab, antara orang timur dengan orang barat, antara orang berkulit merah dengan yang berkulit hitam, dan tidak pula antara orang faqir dengan orang kaya, mereka campakkan nasionalisme dan seruan kejahiliyyahan, mereka membawa panji Laa ilaaha illaallaah dan mereka berjihad di jalan Allah dengan jujur dan ikhlash, maka Allah-pun mengangkat mereka dengan dien ini, dan menjayakan mereka dengan pengembanan risalah-Nya, memuliakan mereka dan menjadikan mereka sebagai raja-raja dunia dan para pemimpin alam ini.

Wahai umat kami yang mulia, wahai umat terbaik: Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala telah memberikan kemenangan bagi umat ini dalam satu tahun apa yang tidak Dia berikan kepada pihak yang lain dalam waktu bertahun-tahun, bahkan berabad-abad, di mana dahulu mereka dalam waktu 25 tahun saja telah mampu menghancurkan dua imperium terbesar yang dikenal sejarah, dan mereka menyalurkan simpanan kekayaannya di jalan Allah; di mana mereka telah mematikan api Majusi selama-lamanya dan menundukkan kaum salibis dengan persenjataan paling kuno dan jumlah personil yang sangat sedikit.

Ibnu Abi Syaibah telah meriwayatkan di dalam Mushannaf-nya dari Hushain dari Abu Wail, berkata: “Datang Sa’ad ibnu Abi Waqqas sampai akhirnya ia turun di Qadisiyyah dengan disertai pasukan, ia berkata: “Saya tidak mengetahui sepertinya jumlah kami itu tidak lebih dari 7 atau 8 ribu atau di antara itu, sedangkan kaum musyrikin berjumlah 60 ribu atau sekitar itu yang disertai kuda-kuda. Tatkala musuh sudah tiba, maka mereka berkata kepada kami: “Kembalilah kalian, karena jumlah kalian tidak seberapa dibandingkan kami, dan kami tidak melihat kekuatan dan persenjataan yang kalian miliki, maka kembalilah.” Maka ia berkata: Kami mengatakan: “Kami tidak akan kembali,” maka mereka-pun tertawa dengan penolakan kami itu dan mengatakan: “Duk duk,” seraya mereka menyerupakannya dengan alat-alat pemintal.”.”

Ya wahai umatku yang mulia!: Mereka itulah orang-orang yang telanjang kaki dan badan para penggembala kambing, yang tidak mengenal hal ma’ruf dari kemungkaran dan tidak mengenal hak dari kebatilan; mereka telah memenuhi bumi dengan keadilan setelah sebelumnya penuh dengan kedzaliman dan aniaya, dan mereka menguasai dunia berabad-abad, sedangkan hal itu bukan bertopang kepada kekuatan dari mereka dan kepada jumlah yang banyak, dan bukan pula bertopang kepada kelihaian akal. Tidak sama sekali, akan tetapi itu hanyalah dengan sebab keimanan mereka kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dan ittiba’ mereka kepada tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Wahai Ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam; engkau masih sebagai umat terbaik, dan engkau masih memilik ‘izzah, dan sungguh benar-benar keberkuasaan itu akan kembali ke tanganmu, dan sesungguhnya Ilah umat ini kemarin adalah Ilah umat ini hari ini, dan sesungguhnya yang menolongnya kemarin pasti menolongnya juga hari ini, dan telah tiba saatnya! Telah tiba saatnya bagi generasi-generasi yang telah tenggelam di dalam lautan kehinaan dan yang telah menyusui dengan air susu kenistaan serta setelah lama dikuasai oleh manusia-manusia yang paling hina setelah lama masa tidurnya di dalam kegelapan kelalaian, telah tiba saatnya untuk bangkit, telah tiba saatnya bagi umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam untuk bangun dari tidurnya; bangkit melepaskan pakaian kehinaan dan menyingkirkan debu-debu kehinaan dan kenistaan. Telah berlalu zaman ratapan dan tangisan dan telah menyingsing kembali dengan izin Allah fajar kejayaan, telah terbit matahari jihad, telah bersinar tanda-tanda kebaikan dan telah nampak kemenangan di arah ufuk serta telah nampak tanda-tanda kemenangan. Inilah Panji Daulah Islamiyyah, panji Tauhid, berkibar tinggi menjulang menaungi Halb sampai Diyala, dan penjara-penjara para thaghut telah hancur di bawahnya, bendera-benderanya berjatuhan hina, batas-batas wilayahnya dihancurkan dan bala tentaranya ada yang terbunuh, tertawan dan cerai-berai, sedangkan kaum muslimin mengalami kejayaan, dan orang-orang kafir mengalami kehinaan, Ahlussunnah menjadi pemimpin-pemimpin yang dimuliakan sedangkan Ahli bid’ah menjadi hina dan bersembunyi.

Hudud ditegakkan, yaitu semua hudud Allah, tsughur dipenuhi (mujahidin), salib-salib dihancurkan, (bangunan-bangunan di atas) kuburan-kuburan dirobohkan, para tawanan dibebaskan dengan kekuatan pedang, dan manusia di seluruh wilayah Daulah bertebaran dalam kehidupan dan safar-safar mereka dengan rasa aman atas jiwa dan harta mereka, para pemimpin wilayah sudah diangkat, para qadli telah ditunjuk, jizyah telah diberlakukan, dan harta fai, kharaj dan zakat telah diambil, mahkamah-mahkamah telah ditegakkan untuk penyelesaian persengketaan dan pelenyapan kedzaliman, kemungkaran telah dilenyapkan, dan kajian-kajian serta halaqah telah diadakan di mesjid-mesjid, sehingga dengan karunia Allah ketundukan itu telah ditujukkan seluruhnya kepada Allah, DAN TIDAK TERSISA kecuali SATU HAL SAJA, yaitu kewajiban kifayah yang mana seluruh umat berdosa dengan sebab meninggalkannya, yaitu kewajiban yang terlupakan, di mana umat ini tidak pernah merasakan nikmatnya kejayaan sejak hal itu ditelantarkan, yaitu IMPIAN yang menyelimuti benak setiap muslim mu’min, HARAPAN yang berkibar di hati setiap mujahid muwahhid; YAITU KHILAFAH! Ingatlah IA itu KHILAFAH!, kewajiban masa kini yang disia-siakan, Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.” [Al Baqarah: 30]

Al Imam Al Qurthubiy berkata di dalam Tafsir-nya: Ayat ini adalah pijakan dalam pengangkatan imam dan khalifah yang ditaati dan didengar; supaya umat menjadi satu kata dan dilaksanakan dengannya putusan-putusan khalifah, dan tidak ada perselisihan dalam kewajiban hal itu di antara umat ini dan tidak pula di antara para imam, kecuali apa yang diriwayatkan dari Al Ashamm; di mana dia itu tuli dari syari’at ini.” Selesai ucapan beliau rahimahullah.

DAN ATAS dasar ini; maka Majlis Syura Ad Daulah Al Islamiyyah telah berkumpul dan mengkaji masalah ini, setelah Daulah Islamiyyah itu dengan karunia Allah memiliki semua elemen-elemen kekhilafahan yang mana kaum muslimin berdosa dengan tidak menegakkan khilafah itu, dan bahwa tidak ada penghalang atau udzur syar’iy pada Daulah Islamiyyah yang bisa menghindarkan dosa darinya di saat ia undur diri atau tidak menegakkan kekhilafahan ini, MAKA Daulah Islamiyyah memutuskan melalui Ahlul Halli wal ‘Aqdi yang ada di dalamnya yang terdiri dari para tokoh, para panglima, para umara dan Majlis Syura:


“PENDEKLARASIAN TEGAKNYA KHILAFAH ISLAMIYYAH”

Dan pengangkatan Khalifah bagi kaum muslimin serta pembai’atan Asy Syaikh Al Mujahid Al ‘Alim Al ‘Amil Al ‘Abid Al Imam Al Humam Al Mujaddid, keturunan keluarga kenabian, Hamba Allah: Ibrahim Ibnu ‘Awwad Ibnu Ibrahim Ibnu ‘Ali Ibnu Muhammad Al Badriy Al Qurasyiy Al Hasyimiy Al Husainiy secara nasab, As Samira-iy secara tempat lahir dan tumbuh dewasa, Al Baghdadiy dalam hal pencarian ilmu dan tempat tinggal, dan beliau telah menerima pembai’atan ini; sehingga beliau dengan itu telah menjadi imam dan khalifah bagi kaum muslimin di SETIAP TEMPAT. Dan atas dasar ini, maka nama Iraq dan Syam dihilangkan dari nama Daulah di dalam segala aktifitas dan interaksi resmi, dan cukup dengan nama “Ad Daulah Al Islamiyyah” sejak munculnya statement ini.

Dan kami ingatkan kepada kaum muslimin: bahwa dengan pendeklarasian khilafah ini, maka telah wajib atas SELURUH kaum muslimin untuk membai’at dan membela Khalifah Ibrahim hafidhahullah, dan batallah seluruh imarah, jama’ah, wilayah dan organisasi yang berada di dalam wilayah kekuasaan Daulah dan bala tentaranya.

Al Imam Ahmad rahimahullah berkata di dalam riwayat Abdus ibnu Malik al ‘Aththar: “Dan siapa saja yang telah menguasai mereka dengan pedang sehingga ia menjadi khalifah dan dinamakan Amirul Mu’minin; maka tidak halal bagi siapapun yang beriman kepada Allah, dia bermalam satu malampun sedang dia tidak memandangnya sebagai imam, baik imam itu adil maupun jahat.”

Dan sesungguhnya Khalifah Ibrahim hafidhahullah; telah terpenuhi pada dirinya seluruh syarat-syarat khilafah yang telah disebutkan oleh para ulama, dan beliau telah dibai’at di Iraq oleh Ahlul Halli wal ‘Aqdi di Daulah Islamiyyah sebagai pengganti bagi Abu Umar Al Baghdadiy rahimahullah, dan kekuasaannya telah meluas ke wilayah-wilayah yang luas di Iraq dan Syam, dan sesungguhnya negeri itu hari ini tunduk kepada perintah dan kekuasaannya dari Halb sampai Diyala, maka takutlah kalian kepada Allah wahai hamba-hamba Allah, dengarkanlah dan taatilah khalifah kalian dan belalah Daulah-nya yang hari demi hari dengan karunia Allah semakin kuat dan jaya, dan musuh-musuhnya hari demi hari semakin tersingkir dan hancur.

Maka marilah wahai kaum muslimin! Berkumpullah di sekitar khalifah kalian, supaya kalian kembali sebagai mana dahulu menjadi raja-raja bumi, pendekar-pendekar peperangan, marilah (merapat) untuk supaya kalian hidup jaya lagi mulia, sebagai para pemimpin yang agung. Dan ketahuilah bahwa kita ini berperang demi membela agama Allah dan Allah telah menjanjikan pertolongan, dan (kita) adalah umat yang telah jadikan baginya kejayaan, keunggulan dan keberkuasaan, serta Dia menjanjikan pemberian kekuasaan dan tamkin di muka bumi baginya, maka marilah wahai kaum muslimin menuju kejayaan kalian dan kemenangan kalian. Demi Allah seandainya kalian benar-benar kufur terhadap demokrasi, sekulerisme, nasionalisme dan isme-isme lainnya yang merupakan kotoran dan sampah pikiran orang-orang Barat, dan kalian kembali kepada dien dan aqidah kalian, maka demi Allah dan demi Allah sungguh kalian akan menguasai bumi dan pasti orang-orang barat dan orang-orang timur tunduk kepada kalian, ini adalah janji Allah untuk kalian, ini adalah janji Allah untuk kalian.
وَلَا تَهِنُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ

”Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” [Ali Imran: 139]

Ini adalah janji Allah untuk kalian
إِن يَنصُرۡكُمُ ٱللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمۡ

“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu;” [Ali Imran: 160]

Ini adalah janji Allah untuk kalian
فَلَا تَهِنُواْ وَتَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱلسَّلۡمِ وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ وَٱللَّهُ مَعَكُمۡ وَلَن يَتِرَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ

“Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu.” [Muhammad: 35]

Ini adalah janji Allah untuk kalian
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,” [An Nur: 55]

Maka mari kalian sambut janji Rabb kalian ini,
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُخۡلِفُ ٱلۡمِيعَادَ

“Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.” [Ali Imran: 9]

Dan pesan kepada seluruh kelompok-kelompok dan jama’ah-jama’ah di muka bumi ini seluruhnya, para mujahidin, para aktifis yang membela agama Allah dan yang mengangkat syiar-syiar Islam, maka kepada para panglima dan para umara kami katakan: Bertaqwalah kalian kepada Allah pada diri kalian, bertaqwalah kalian kepada Allah pada jihad kalian, bertaqwalah kalian kepada Allah pada umat kalian,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ  وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,” [Ali Imran: 102-103]

Sesungguhnya kami demi Allah tidak mendapatkan bagi kalian udzur yang syar’iy di dalam sikap absen dari membela Daulah ini; maka ambillah sikap yang membuat Allah Tabaraka wa Ta’ala ridlo dengannya kepada kalian, karena sungguh tabir itu sudah tersingkap dan kebenaran itu telah nampak, dan sesungguhnya ia adalah benar-benar Daulah, ia benar-benar Daulah! Daulah kaum bagi kaum muslimin, bagi kaum mustadl’afin, untuk anak-anak yatim, para janda dan orang-orang miskin. Bila kalian membelanya, maka manfaatnya bagi kalian sendiri, dan sesungguhnya ia itu Khilafah, dan telah tiba saatnya bagi kalian untuk mengakhiri perpecahan, gontok-gontokan dan kecerai-beraian yang buruk ini, yang sama sekali bukan dari ajaran Allah sedikitpun. Dan bila kalian menelantarkannya dan memusuhinya, maka kalian tidak akan memadlaratkannya! Kalian tidak akan memadlaratkan kecuali pada diri kalian sendiri! Dan sesungguhnya ia itu Daulah! Daulah kaum muslimin, dan cukuplah bagi kalian apa yang diriwayatkan oleh Al Bukhariy rahimahullah:

Dari Mu’awiyah radliyallahu ‘anhu berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إن هذا الأمر في قريش؛ لا يعاديهم أحد إلا كبّه الله على وجهه، ما أقاموا الدين

“Sesungguhnya urusan ini ada pada Quraisy, tidak memusuhi mereka seorangpun kecuali Allah pasti membinasakannya, selagi mereka menegakkan dien ini.”

Dan adapun kalian wahai junud kelompok-kelompok dan tandhim-tandhim (organisasi-organisasi); maka ketahuilah bahwa setelah tamkin dan tegaknya khilafah ini, maka gugurlah kesyar’iyyah (keabsahan) jama’ah-jama’ah dan tandhim-tandhim kalian, dan tidak halal bagi seorangpun di antara kalian yang beriman kepada Allah dia bermalam semalam saja sedangkan dia tidak menganut loyalitas kepada khalifah. Dan bila umara kalian itu memberikan bisikan buruk kepada kalian bahwa ia itu bukan khilafah; maka memang mereka itu selama ini yang selalu membisiki kalian bahwa ia itu bukan Daulah, bahwa ia itu hanyalah wahmiyyah kartuniyyah (khayalan kartun) sampai datang kepada kalian beritanya yang meyakinkan, dan bahwa ia adalah Daulah, dan sungguh benar-benar akan datang kepada kalian kabarnya bahwa ia adalah khilafah dengan izin Allah walaupun setelah saat nanti. Dan ketahuilah bahwa yang paling memperlambat dan menangguhkan kemenangan itu adalah keberadaan tandhim-tandhim ini; dikarenakan ia adalah sebab perpecahan dan perselisihan yang melenyapkan kekuatan, sedangkan perpecahan itu sama sekali bukan termasuk ajaran Islam:
إِنَّ ٱلَّذِينَ فَرَّقُواْ دِينَهُمۡ وَكَانُواْ شِيَعٗا لَّسۡتَ مِنۡهُمۡ فِي شَيۡءٍ

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka.” [Al An’am: 159]

Dan ingatlah bahwa umara kalian itu tidak akan menemukan untuk menghalang-halangi kalian dari jama’ah dan khilafah serta kebaikan yang agung ini kecuali dua alasan yang batil lagi lemah:

Pertama: Adalah sama dengan apa yang dituduhkan dahulu kepada Daulah; bahwa ia itu Daulah Khawarij dan tuduhan-tuduhan lainnya yang sudah jelas nampak kebatilannya dan nampak kepalsuannya di dalam kota-kota yang diperintah oleh Daulah.

Kedua: Bahwa umara kalian akan menghayalkan kepada diri mereka sendiri dan kepada kalian bahwa ia (Daulah Khilafah) itu hanya sekedar gejolak yang akan padam dan angin puyuh yang muncul tiba-tiba yang tidak akan langgeng, dan bangsa-bangsa kafir tidak akan membiarkannya eksis dan mereka akan bersekongkol terhadapnya sampai ia lenyap dengan segera, dan orang yang selamat dari kalangan bala tentaranya maka ia akan menyingkir ke puncak-puncak gunung, dasar-dasar lembah, tengah-tengah padang pasir dan kegelapan penjara-penjara, dan saat itulah kita kembali kepada jihad Nukhbah (orang-orang pilihan), sedangkan kita tidak memiliki kekuatan dengan jihad Nukhbah, jauh dari hotel-hotel dan konferensi-konferensi, kita tidak memiliki kekuatan dengan jihad nukhbah ini, dan kita ingin memimpin umat dalam jihad umat!

Enyahlah bagi para umara itu! Dan enyahlah bagi umat yang ingin mereka kumpulkan; umat sekuler, demokrat dan nasionalime, umat murji’ah, ikhwan dan sururiyyah,
يَعِدُهُمۡ وَيُمَنِّيهِمۡۖ وَمَا يَعِدُهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ إِلَّا غُرُورًا

“Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.” [An Nisa: 120]

Dan sesungguhnya ia itu dengan izin Allah tetap eksis (baqiyah), dan silahkan tanya kelompok-kelompok di Iraq dan para panglimanya, betapa seringnya mereka itu menginginkan agar Daulah ini lenyap, sedangkan mereka itu lebih dasyat kekuatannya dan lebi banyak personilnya daripada mereka itu,
أَوَ لَمۡ يَسِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَيَنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ

“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka?” [Ar Ruum: 9]

sedangkan mereka itu lebih dasyat kekuatannya daripada mereka.

Dan adapun kalian, wahai junud Daulah Islamiyyah, maka selamat bagi kalian, selamat bagi kalian atas penaklukan yang besar ini, selamat bagi kalian atas  kemenangan yang agung ini, hari ini orang-orang kafir merasa dongkol dengan puncak kedongkolan, dan hampir saja banyak dari mereka mati karena kedongkolan yang tidak bisa dilampiaskan. Hari ini kaum mu’minin berbahagia dengan pertolongan Allah dengan kebahagian yang agung, pada hari ini kaum munafiqin bersembunyi, dan terhinakan pula kaum rafidlah, shahawat dan murtaddin, pada hari ini para thaghut di timur dan di barat gemetaran karena takut dan cemas, pada hari ini bangsa-bangsa kafir di Barat diliputi rasa takut, pada hari ini jatuh hinalah panji-panji setan dan golongannya, pada hari ini menjulang tinggilah panji tauhid dan ahlinya, pada hari ini kaum muslimin dimuliakan!, pada hari ini kaum muslimin dimuliakan! Inilah khilafah kalian telah kembali, walaupun leher-leher dihinakan, inilah khilafah kalian telah kembali walaupun banyak pihak tidak suka, inilah khilafah kalian telah kembali, kami memohon kepada Allah Ta’ala semoga menjadikannya di atas minhaj Nubuwwah, inilah harapan telah terwujud, inilah impian telah menjadi kenyataan, selamatlah bagi kalian, sungguh kalian telah berkata terus kalian jujur, dan kalian telah menjanjikan terus kalian telah memenuhi janji.

Wahai bala tentara Daulah Islamiyyah; sesungguhnya di antara nikmat Allah Tabaraka wa Ta’ala yang paling besar atas kalian adalah Dia menyampaikan kalian kepada hari ini dan menjadikan kalian sebagai saksi atas kemenangan ini yang tidak datang kepada kalian setelah karunia Allah Tabaraka wa Ta’ala kecuali di atas darah-darah dan serpihan-serpihan daging saudara-saudara kalian terdahulu, dari kalangan manusia pilihan, kami kira demikian dan Allah-lah yang menilainya dan kami tidak menganggap suci seorang-pun di hadapan Allah, mereka telah memikul panji ini dan telah berkorban dengan segala hal di bawahnya, dan mereka mengerahkan segalanya termasuk nyawa mereka, untuk menyampaikan panji ini kepada kalian dengan kejayaan dan mereka telah berbuat, semoga Allah merahmati mereka dan memberikan balasan kebaikan atas jasanya kepada Islam ini.

Maka hendaklah kalian menjaga amanah yang berat ini, dan pikullah panji ini dengan segenap kekuatan, siramilah dengan darah kalian dan angkatlah di atas serpihan-serpihan badan kalian, dan matilah di bawahnya, sampai kalian menyerahkannya in Syaa Allah kepada Isa Ibnu Maryam ‘alaihissalam.

Wahai bala tentara Daulah Islamiyyah; Allah Tabaraka wa Ta’ala telah memerintahkan kita untuk berjihad dan menjanjikan kemenangan bagi kita dan Dia tidak membebani kita dengan kemenangan itu. Dan pada hari ini Allah Tabaraka Wa Ta’ala telah memberikan karunia kemenangan kepada kalian, maka kita mengumumkan khilafah dalam rangka merealisasikan perintah Allah Tabaraka wa Ta’ala. Kita mengumumkannya, dikarenakan kita ini dengan karunia Allah telah memiliki pilar-pilarnya, dan dengan izin Allah kita mampu terhadapnya, maka kitapun merealisasikan perintah Allah Tabaraka wa Ta’ala dan kita diudzur in Syaa Allah, dan setelah itu kita tidak peduli apapun yang terjadi walaupun ia itu hanya eksis satu hari atau satu jam, dan hanya milik Allah saja segala urusan itu sebelum dan sesudahnya.

Bila Allah Tabaraka wa Ta’ala melanggengkannya dan ia bertambah kuat, maka itu adalah dengan karunia dan nikmat-Nya saja, karena kemenangan itu hanya berasal dari sisi-Nya. Dan bila ia itu lenyap atau melemah, maka ketahuilah bahwa itu berasal dari keteledoran diri kita dan akibat ulah kita, maka kita in Syaa Allah akan melindunginya selagi ia ada dan selagi ada sisa satu orang di antara kita, dan kita in Syaa Allah akan mengembalikannya di atas minhaj An Nubuwwah.

Aku terheran dengan orang yang punya tombak dan pedang tajam***Namun dia terpental dengan keterpentalan pedang yang tumpul.

Siapa yang memiliki jalan kepada kemuliaan***Maka jangan ia tinggalkan tunggangan tanpa pundakan.

Dan aku tidak melihat sesuatupun pada aib manusia***Seperti kekurangan orang-orang yang mampu untuk menyempurnakan.

Wahai bala tentara Daulah Islamiyyah, sesungguhnya kalian ini akan menghadapi peperangan yang mengerikan yang membuat anak-anak kecil beruban, berbagai ujian dan cobaan yang beraneka ragam, ujian-ujian dan goncangan-goncangan, yang tidak akan selamat darinya kecuali orang yang dirahmati Allah, tidak teguh di dalamnya kecuali orang yang Allah kehendaki, dan di antara fitnah terbesar itu adalah fitnah dunia, maka hati-hatilah kalian jangan sampai berlomba-lomba di dalamnya, hati-hatilah, dan selalu ingatlah besarnya amanah yang kalian pikul di atas pundak-pundak kalian, di mana kalian sekarang telah menjadi pelindung barisan Islam dan kalian telah menjadi benteng-bentengnya, dan kalian tidak akan bisa menjaga amanah itu kecuali dengan taqwa kepada Allah dalam kondisi rahasia dan terang-terangan, kemudian dengan pengorbanan-pengorbanan, kesabaran dan pengorbanan darah.

Siapa orangnya yang kemuliaan adalah cita-cita tertingginya***Maka segala yang dilalui di dalamnya adalah disukainya.

Kemudian ketahuilah:

Bahwa di antara sebab terbesar kemenangan yang Allah Tabaraka wa Ta’ala karuniakan kepada kalian itu adalah: kerjasama kalian dan tidak adanya perselisihan di antara kalian, ketaatan dan kesetiaan kalian kepada umara kalian, serta kesabaran kalian terhadap mereka, maka ingatlah selalu sebab ini dan jagalah, bersatulah dan jangan berselisih, kerjasamalah dan jangan bertikai, dan jangan sekali-kali kalian memecah belah barisan, dan lebih baik orang di antara kalian disambar kematian daripada dia memecah barisan atau ikut andil di dalam hak itu. Dan barangsiapa ingin memecah belah barisan, maka pecahkanlah kepalanya dengan peluru dan keluarkanlah apa yang ada di dalam kepalanya, siapa saja dia itu, dan tidak ada nilainya dia itu. Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
ومَن بايع إمامًا فأعطاه صفقة يده وثمرة قلبه: فليطعه إن استطاع، فإن جاء آخر ينازعه: فاضربوا عنق الآخر

“Dan barangsiapa telah membai’at imam terus ia memberikan kesetiaannya dan kepatuhannya, maka hendaklah ia mentaatinya bila dia mampu. Kemudian bila ada datang orang yang menyainginya, maka penggallah leher dia itu.” (Riwayat Muslim dari Abdullah Ibnu ‘Amr radliyallahu ‘anhuma).

Dan dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَن أطاعني: فقد أطاع الله، ومَن عصاني: فقد عصى الله، ومَن يطع الأمير: فقد أطاعني، ومَن يعصِ الأمير: فقد عصاني، وإنما الإمام جُنّة؛ يُقاتل مِن ورائه ويُتّقى به؛ فإن أمر بتقوى الله وعدل: فإن له بذلك أجرًا، وإن قال بغيره: فإن عليه منه

“Barangsiapa yang mentaatiku maka ia telah taat kepada Allah, dan siapa yang maksiat kepadaku maka ia telah maksiat kepada Allah, dan barangsiapa yang mentaati amir maka dia telah mentaatiku, dan barangsiapa yang maksiat kepada amir maka dia telah maksiat kepadaku, dan imam itu hanyalah dijadikan sebagai perisai, dilakukan perang di belakangnya dan berlindung di baliknya, kemudian bila dia memerintahkan untuk taat kepada Allah dan berbuat adil, maka sesungguhnya dia itu mendapatkan pahala dengan hal itu, dan bila ia mengatakan selain itu, maka atas dialah dosanya.” (Riwayat Al Bukhariy).

Wahai bala tentara Daulah Islamiyyah; masih ada satu hal yang ingin saya ingatkan kalian kepadanya; orang-orang akan mencari celah-celah untuk mencela kalian, dan mereka akan mengatakan kepada kalian banyak syubhat; bila mereka mengatakan kepada kalian: Bagaimana kalian mengumumkan khilafah sedangkan umat itu tidak sepakat kepada kalian? Sedangkan fashail dan jama’ah-jama’ah yang lain tidak menerima kalian, juga kataib, liwa-liwa, saraya, partai-partai, firqah-firqah, felix-felix, perkumpulan-perkumpulan, dewan-dewan, lembaga-lembaga, ikatan-ikatan, koalisi-koalisi, bala tentara, jabhah-jabhah, pergerakan-pergerakan dan tandhim-tandhim itu juga tidak sepakat dengan kalian, maka katakanlah kepada mereka:
وَلَا يَزَالُونَ مُخۡتَلِفِينَ  إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَ

“Tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu.” [Hud: 118-119]

Mereka itu tidak pernah sepakat terhadap suatu urusanpun pada suatu haripun, dan mereka tidak akan sepakat terhadap suatu urusan selamanya kecuali orang yang dirahmati Allah, kemudian sesungguhnya Daulah itu mengumpulkan orang-orang yang mau berkumpul.

Dan bila mereka mengatakan kepada kalian: “Kalian telah lancang terhadap mereka! Kenapa kalian tidak meminta pendapat mereka sehingga kalian memberikan alasan kepada mereka dan kalian menarik hati mereka?” Maka katakanlah kepada mereka: Sesungguhnya urusannya lebih butuh cepat dari itu,
وَعَجِلۡتُ إِلَيۡكَ رَبِّ لِتَرۡضَىٰ

“Dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku).” [Thaha: 84]

Dan katakan kepada mereka: Siapa yang kami harus ajak musyawarah?! Sedangkan mereka itu tidak mengakui bahwa ia itu Daulah, padahal Amerika, Inggris dan Prancis telah mengakui bahwa ia adalah Daulah! Siapa yang harus kami ajak musyawarah?! Apakah kami harus mengajak musyawarah orang yang telah menggembosi kami?! Ataukah kami harus mengajak musyawarah orang yang telah mengkhianati kami?! Ataukah kami harus meminta pendapat orang yang telah bara’ dari kami dan telah memprovokasi manusia terhadap kami? Ataukah kami harus meminta pendapat orang yang memusuhi kami? Ataukah kami harus meminta pendapat orang yang memerangi kami? Siapa yang harus kami ajak musyawarah? Dan terhadap siapa kami telah lancang?!.

Dan sesungguhnya suatu yang ada di antaraku dengan anak bapakku dan dengan sepupuku adalah sangat berbeda.

Dan mereka itu tidak hadir untuk menolongku, dan bila mereka***mengajakku kepada pertolongan maka aku mendatangi mereka dengan segera.

Dan bila mereka mengatakan kepada kalian: “Kami tidak menerima pendirian oleh kalian.” Maka katakanlah kepada mereka: Sungguh dengan karunia Allah kami telah mampu mendirikannya, maka kami wajib melakukan hal itu, dan kami segera melaksanakannya sebagai perealisasian perintah Allah Tabaraka wa Ta’ala.
وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٖ وَلَا مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمۡرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُ مِنۡ أَمۡرِهِمۡ

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” [Al Ahzab: 36]

Dan katakanlah kepada mereka: Karenanya kami telah menumpahkan sungai-sungai dari darah-darah kami, kami menyirami tanamannya, kami rintis pondasi-pondasinya dengan tengkorak-tengkorak kami, kami bangun pilar-pilarnya di atas serpihan-serpihan badan kami, dan kami bersabar terhadap pembunuhan, pemenjaraan, penyiksaan, pemotongan anggota badan bertahun-tahun, dan kami juga mengecap rasa pahit dalam memimpikan hari ini, maka apakah kami harus menangguhkannya sejenak padahal kami sudah sampai kepadanya?

Dan katakanlah kepada mereka:

Kami telah mengambilnya secara paksa dengan ketajaman pedang***kami telah mengembalikannya dengan cara kemenangan dan perampasan.

Kami telah mendirikannya walaupun banyak pihak tidak suka***dan leher-leher mereka telah dipukul keras dengan pedang.

Dengan pemboman, peledakkan dan penghancuran***Dan dengan bala tentara yang tidak menganggap susah suatu yang susah.

Dan dengan para singa dalam peperangan yang kehausan***sedang mereka telah meminum banyak darah orang-orang kafir.

Sungguh khilafah kita telah kembali secara yakin***dan telah tegak Daulah kita dengan bangunan yang kokoh.

Telah lega dada kaum mu’minin***dan hati orang-orang kafir telah dipenuhi rasa ketakutan.

Dan terakhir:

Kami ucapkan selamat kepada kaum muslimin dengan datangnya bulan Ramadlan yang penuh berkah, kami memohon kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala agar menjadikannya sebagai bulan kemenangan, kejayaan dan tamkin bagi kaum muslimin, dan agar menjadikan hari-harinya dan malam-malamnya sebagai bencana bagi Rafidlah, Shahawat dan murtaddin.


وَٱللَّهُ غَالِبٌ عَلَىٰٓ أَمۡرِهِ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ

“Dan Allah Maha Kuasa terhadap urusan-Nya, akan tetapi mayoritas manusia tidak mengetahui.”

Penterjemah berkata: Selesai dialihbahasakan pada tanggal 2 Ramadhan 1435H

oleh Abu Sulaiman Al Arkhabiliy di LP Kembang Kuning Nusakambangan.